GETHING NYANDING 2

23.20 Edit This 0 Comments »

Masih manusiawi jika hati ini masih sankit, mungkin karena saya itu orang yang perasa. Alhamdulillah, masa penantian saya untuk mendapat proposal saya yang ke-dua jatuh di bulan Ramadhan, bulan yang sedikit-banyak memberikan saya kekuatan lebih daripada bulan sebelumnya. Dengan adanya kejadian ini saya menjadi semakin dekat dengan Allah, guru ngaji saya, seakan seperti bapak dan anaknya. Setelah menanti beberapa saat guru ngaji saya memanggil saya ke rumahnya dengan maksud menanyakan beberapa qodoya amanah dakwah yang saya emban. Beliau menanyakan bebrapa nama personal yang bermasalah dan meminta saya berkomentar. Terakhir kali beliau menyebut nama seorang akhowat, yang saya memang tahu namanya, tapi gak pernah tahu wajahnya, kepribadannya, dll. Ternyata saya dulu pernah ada kasus dengan akhowat ini pada saat menangani masalah ikhwan-akhowat yang ketika itu saya menjadi sebel, benci, anyel, dlll dengan akhowat ini (bahasa indonesianya:gething) sampai2 saya minta seorang akhowat lain untuk mengingatkan akhowat ini (ehhh ternyata tanpa sepengetahuan saya teman saya nyemburrr tu akhowat) yang akhirnya dengan perasaaan terpaksa akhowat tersebut minta maaf ke saya, dan saya yakin akhowat ini sama gethingnya sama saya. Walaupun begitu, tetap saja saya sebel dan berkomitmen tuk tidak lagi nguthik-nguthik akhowat yang satu ini.... dasar anak siyasiii.......

Ternyata...., guru ngaji saya menanyakan akhowat itu karena mau ngasihkan biodatanya untuk di ta’arufkan dengan saya... Alah mak..., kaget sekaget2nya saya pada saat itu. Tidak tahu bagaimana raut muka saya ketika itu, mungkin lucu kali. Yang jelas ketika itu saya sejenak jadi murung, ”Ya Allah beneran nehhh?”. kembali saya berpikir,” Pena-pena telah diangkat, dan lembaran-lembaran telah kering, inilah takdir yang harus saya jalani”. Saya tidak bisa menceritaan satupun karakter positif akhowat tersebut,bahkan yang terngiang2 di otak saya ketika itu adalah perlakuan buruk akhowat itu dulu pada saya...,” Ya Allah, akhowat ini?” heehhh ngerii, gak kebayang deh jadinya ginama kalai nanti beneran jadi istri saya...

Guru ngaji saya mungkin ketika itu mencoba untuk mengerti/ memahami dengan apa yang saya pikirkan, mungkin hal itu juga membuat beliau tidak yakin dengan hasil keputusan musyawarah ibu2. Beliaupun tidak memaksa, beliau meminta saya untuk membawa biodata itu dan mencari hal2 positif yang ada pada diri akhowat itu.. Beliau meminta saya untuk membuka biodata itu. Diawali ragu, saya buka biodata akhowat ini.. BIM SALABIM.... TING..!!, waduh kok Cuma 2 lembar..., biodata saya kan 22 lembar, ni kok dikit suekalii....???. , dasar kawat, ehh akhowat.. Murobbi (nama guru ngaji saya, eith... rahasia donk) menceritakan kalau akhowat tersebut perlu diprioritaskan untuk segera menikah yang alasannya disampaikan didalam biodatanya. Saya diminta untuk membaca keseluruhan biodata tersebut. Dia anak pertama dari 3 bersaudara, adek pertama kuliah di UNS, adek kedua masih kelas 3 SMA, dan kedua ortunya PNS. Bapak menderita penyakit gagal ginjal sudah sekitar 1 tahun lamanya dengan perawatan intensif tiap satu pekan dua kali harus cuci darah untuk menyambung hidupnya. Keluaganya sudah meminta agar dia segera menikah karena melihat kondisi bapak yang tidak menentu, bahkan beberapa kenalan bapak, pakde, dll sudah dicoba untuk berkenalan dengan akhowat yang satu ini.. BUZZZESTT, sampai sebegitunya... cak1!. . entah kenapa sedikit-banyak hati ini tersentuh, tapi....??

Dengan perasaan yang WOW, gak tahu yaa gimana, pokokmen bingung kali ...., saya pulang ngonthel Supra 97 (gak promosi lhoo yaa) meluncur menuju Masjid Nurul Huda UNS tuk sholat maghrib, berdoa , serta mencari bebrapa intel tuk mencari info akhowat ini. Diujung penantian informasi dari para agen yang sudah saya sebar, istikharah saya memberikan jawaban, setelah istikharah saya sengaja membaringkan diri,.. tidur dehh jadinya. Dalam tudur saya saya bermimpi bertemu dengan akhowat bergamis dan berjilbab merah hati nyanding motor, siapa dia ???, saya juga tidak tahu. Tetapi entah kenapa ini menguatkan saya untuk menerima biodata akhowat itu walaupun banyak hal negatif yang lebih saya tahu dari akhowat itu dari hal positifnya, .. ceilleeee... ehm..ehm..

Kembali saya dalam perasaan cemas, pikir saya pasti akowat ini akan berpikir seperti apa yang saya pikirkan,”dulu kami berdua pernah ada masalah sing marake gething”, sekak mat donk... lumayan lama saya menunggu keputusan akhowat ini. Sebenarnya saya ragu dan menghitung peluang akhowat ini menerima atau tidak masih 50:50 (kalau ditolak siap malu begitu). Tapi saya juga heran, ”kok mau2nya dia menerima saya dan menyatakan proses lanjut”, DUERRR hati kembali bergoncang, ”beneran gak nehh???”.

Peristiwa mengagetakan kembali terjadi, bebrapa hari setelahnya saya diminta datang di majelis ta’aruf ketemu langsung dengan akhowat tersebut untuk yang pertama kalinya, peristiwa mengagetkan yang saya maksudkan adalah ternyata di majelis ta’aruf itu saya bertemu dengan akhowat dengan jilbab dan gamis merah (kemerah2an), aku berpikir, ” Ya Allah inikah jodoh saya??”. berbunga2 donk?, ya iya lahh, masa ya iya donk, bumi kan dibelah gak dibedong...

Wes ewes ewes diskusi segilimapun terjadi.........semua beres, ..OK SIAP GRAK!. NIKAH GRAK!, Allahu Akbar!!. Merdeka!!. SAKINAH, MAWADAH, WAROHMAH, WADAKWAH, BAROKAH, YESSS!

MAKANE JANGAN SUKA GETING SAMA AKHOWAT/ IKHWAN, MALAH NYANDING PIYEE??.. Tapi jangan salah, ternyata dia sosok akhowat yang luar biasa.

0 komentar: