GETHING NYANDING 2

23.20 Edit This 0 Comments »

Masih manusiawi jika hati ini masih sankit, mungkin karena saya itu orang yang perasa. Alhamdulillah, masa penantian saya untuk mendapat proposal saya yang ke-dua jatuh di bulan Ramadhan, bulan yang sedikit-banyak memberikan saya kekuatan lebih daripada bulan sebelumnya. Dengan adanya kejadian ini saya menjadi semakin dekat dengan Allah, guru ngaji saya, seakan seperti bapak dan anaknya. Setelah menanti beberapa saat guru ngaji saya memanggil saya ke rumahnya dengan maksud menanyakan beberapa qodoya amanah dakwah yang saya emban. Beliau menanyakan bebrapa nama personal yang bermasalah dan meminta saya berkomentar. Terakhir kali beliau menyebut nama seorang akhowat, yang saya memang tahu namanya, tapi gak pernah tahu wajahnya, kepribadannya, dll. Ternyata saya dulu pernah ada kasus dengan akhowat ini pada saat menangani masalah ikhwan-akhowat yang ketika itu saya menjadi sebel, benci, anyel, dlll dengan akhowat ini (bahasa indonesianya:gething) sampai2 saya minta seorang akhowat lain untuk mengingatkan akhowat ini (ehhh ternyata tanpa sepengetahuan saya teman saya nyemburrr tu akhowat) yang akhirnya dengan perasaaan terpaksa akhowat tersebut minta maaf ke saya, dan saya yakin akhowat ini sama gethingnya sama saya. Walaupun begitu, tetap saja saya sebel dan berkomitmen tuk tidak lagi nguthik-nguthik akhowat yang satu ini.... dasar anak siyasiii.......

Ternyata...., guru ngaji saya menanyakan akhowat itu karena mau ngasihkan biodatanya untuk di ta’arufkan dengan saya... Alah mak..., kaget sekaget2nya saya pada saat itu. Tidak tahu bagaimana raut muka saya ketika itu, mungkin lucu kali. Yang jelas ketika itu saya sejenak jadi murung, ”Ya Allah beneran nehhh?”. kembali saya berpikir,” Pena-pena telah diangkat, dan lembaran-lembaran telah kering, inilah takdir yang harus saya jalani”. Saya tidak bisa menceritaan satupun karakter positif akhowat tersebut,bahkan yang terngiang2 di otak saya ketika itu adalah perlakuan buruk akhowat itu dulu pada saya...,” Ya Allah, akhowat ini?” heehhh ngerii, gak kebayang deh jadinya ginama kalai nanti beneran jadi istri saya...

Guru ngaji saya mungkin ketika itu mencoba untuk mengerti/ memahami dengan apa yang saya pikirkan, mungkin hal itu juga membuat beliau tidak yakin dengan hasil keputusan musyawarah ibu2. Beliaupun tidak memaksa, beliau meminta saya untuk membawa biodata itu dan mencari hal2 positif yang ada pada diri akhowat itu.. Beliau meminta saya untuk membuka biodata itu. Diawali ragu, saya buka biodata akhowat ini.. BIM SALABIM.... TING..!!, waduh kok Cuma 2 lembar..., biodata saya kan 22 lembar, ni kok dikit suekalii....???. , dasar kawat, ehh akhowat.. Murobbi (nama guru ngaji saya, eith... rahasia donk) menceritakan kalau akhowat tersebut perlu diprioritaskan untuk segera menikah yang alasannya disampaikan didalam biodatanya. Saya diminta untuk membaca keseluruhan biodata tersebut. Dia anak pertama dari 3 bersaudara, adek pertama kuliah di UNS, adek kedua masih kelas 3 SMA, dan kedua ortunya PNS. Bapak menderita penyakit gagal ginjal sudah sekitar 1 tahun lamanya dengan perawatan intensif tiap satu pekan dua kali harus cuci darah untuk menyambung hidupnya. Keluaganya sudah meminta agar dia segera menikah karena melihat kondisi bapak yang tidak menentu, bahkan beberapa kenalan bapak, pakde, dll sudah dicoba untuk berkenalan dengan akhowat yang satu ini.. BUZZZESTT, sampai sebegitunya... cak1!. . entah kenapa sedikit-banyak hati ini tersentuh, tapi....??

Dengan perasaan yang WOW, gak tahu yaa gimana, pokokmen bingung kali ...., saya pulang ngonthel Supra 97 (gak promosi lhoo yaa) meluncur menuju Masjid Nurul Huda UNS tuk sholat maghrib, berdoa , serta mencari bebrapa intel tuk mencari info akhowat ini. Diujung penantian informasi dari para agen yang sudah saya sebar, istikharah saya memberikan jawaban, setelah istikharah saya sengaja membaringkan diri,.. tidur dehh jadinya. Dalam tudur saya saya bermimpi bertemu dengan akhowat bergamis dan berjilbab merah hati nyanding motor, siapa dia ???, saya juga tidak tahu. Tetapi entah kenapa ini menguatkan saya untuk menerima biodata akhowat itu walaupun banyak hal negatif yang lebih saya tahu dari akhowat itu dari hal positifnya, .. ceilleeee... ehm..ehm..

Kembali saya dalam perasaan cemas, pikir saya pasti akowat ini akan berpikir seperti apa yang saya pikirkan,”dulu kami berdua pernah ada masalah sing marake gething”, sekak mat donk... lumayan lama saya menunggu keputusan akhowat ini. Sebenarnya saya ragu dan menghitung peluang akhowat ini menerima atau tidak masih 50:50 (kalau ditolak siap malu begitu). Tapi saya juga heran, ”kok mau2nya dia menerima saya dan menyatakan proses lanjut”, DUERRR hati kembali bergoncang, ”beneran gak nehh???”.

Peristiwa mengagetakan kembali terjadi, bebrapa hari setelahnya saya diminta datang di majelis ta’aruf ketemu langsung dengan akhowat tersebut untuk yang pertama kalinya, peristiwa mengagetkan yang saya maksudkan adalah ternyata di majelis ta’aruf itu saya bertemu dengan akhowat dengan jilbab dan gamis merah (kemerah2an), aku berpikir, ” Ya Allah inikah jodoh saya??”. berbunga2 donk?, ya iya lahh, masa ya iya donk, bumi kan dibelah gak dibedong...

Wes ewes ewes diskusi segilimapun terjadi.........semua beres, ..OK SIAP GRAK!. NIKAH GRAK!, Allahu Akbar!!. Merdeka!!. SAKINAH, MAWADAH, WAROHMAH, WADAKWAH, BAROKAH, YESSS!

MAKANE JANGAN SUKA GETING SAMA AKHOWAT/ IKHWAN, MALAH NYANDING PIYEE??.. Tapi jangan salah, ternyata dia sosok akhowat yang luar biasa.

GETHING, NYANDING 1

23.14 Edit This 3 Comments »


Umurku saat itu belum genap 24 tahun. Saya termasuk orang yang percaya dengan kekuatan harapan, juga termasuk yang sangat meyakini kekuatan sebuah planning. Sering saya menulis harapan2 saya pada selembar kertas dengan target waktu yang juga saya sertakan. Singkat cerita salah satu harapan saya di tahun 2008 adalah menikah (beneran nehh?). Bulan mei 2008 saya mengajukan proposal pada guru ngaji saya agar bisa mencarikan pendamping hidup dengan target maksimal bulan Desember 2008 saya dapet tu istri. Ternyata guru ngaji saya menyambut dengan antusias, belau malah merekomendasikan saya berproses untuk ta’aruf (kenalan begitu) dengan seorang akhowat (bahasa belandanya ”wanita”) dan menargetkan saya habis syawal semua urusan sudah beres (kira2 bulan oktober saya sudah akad). Wadukh... malah jadi saya yang bingung, bagaimana tidak bingung, sembari waktu terus berjalan ternyata Allah memberikan banyak ujian ke saya. Sempet juga maju-mundur tuk menganmil keputusan besar ini. Tapi saya sadar ini adalah godaan syaitan saja kali yeee... akhirnya ana berkomitmen terus maju dengan prinsip” Saya nikah kan ngibadah, masa orang ibadah dipersulit sama Allah”, wiss pokokmen aku yakin pasti ana dalan”. Biar keren asal ngapak, hidup formmen, merdeka... HNW jadi presiden keren juga tuhh!!

Singkat cerita yg kedua kalinya, sehabis ada acara dari TW (baca Tawangmangu) dengan guru ngaji saya, sehabis acara selesai saya diminta oleh guru ngaji saya tadi untuk sowan di kediamannya dengan maksud mengasihkan nama akhowat kepada saya untuk saya nikahi. Akhowat yang belum pernah saya kenal, usianya lebih tua, dengan keterangan diri yang begitu minimalis. Ana sholat istikharah, dan OK, lanjut (tuh hasilnya). Tukeran proposal nehh, ehhh.. ternyata diterima juga proposal saya tadi sama tu akhowat. Set3x... ta’aruf,dlll semua urusan berse, res .. eess. Tapi jangan salah, ternyata bapak dan ibu akhowat tadi tidak bisa menerima proposal saya. Proposal saya tidak diterima karena saya tidak mempunyai pekerjaan tetap, entah itu PNS ataupun karyawan swasta begitu... Akhirnya dengan ijin akhowat tersebut saya memberanikan diri ke rumah orang tua akhowat tersebut, dengan maksud menerangkan bahwa saya seorang wirausaha, jangan kwhawatir denga rezeki.. Berangkatlah saya sendirian ke sarang harimau, hasilnya NIHIL (pokokmen aku ngelus2 dada cah..). mencoba tuk menenangkan diri saya istikharah lagi, ” Yaa Allah jika memang ini yang terbaik bagiku, agamaku, dan semuanya maka mudahkan prosesku ini, tetapi jika ini bukan yang terbaik maka jauhkan lah dan segerakan selesaikan urusanku ini dan gantikan dengan yang lebih baik”. Pagi harinya saya SMS guru ngaji saya yang intinya saya mengembalikan proposal akhowat tersebut... Pena-pena telah diangkat, dan lembaran-lembaran telah kering, inilah takdir yang harus saya jalani.. Eman, haru, malu, sedih dan semua perasaan menjadi satu padu. Hanya keyakinan ”saya akan dapat yang lebih baik” yang ketika itu saya bawa. Selain itu mungkin satu kata yang bisa saya ingat ,”IKHLAS AKHI...., ”..maka hidup saya pun menjadi kembali ceria...
To be continued ...

Melangkahlah Maka Akan Selalu Ada Jalan Baru Yang Terlihat

23.04 Edit This 0 Comments »

Sadar atau tidak sadar, hidup adalah sebuah misteri. Misteri karena kita tidak bisa memandang sesuatu dibalik tabir waktu yang menyelimutinya. Seperti halnya kita tidak bisa melihat sesuatu dibalik tembok yang menghalangi pandangan kita. Sayangnya tidak Cuma dimensi pandangan saja yang tidak bisa kita tembus tetapi semua dimensi lima indera kita tidak bisa terteembus oleh tabir waktu tersebut. ....

Jangan ragu melangkahkan kakimu, karena kemanapun langkah kaki ini kan melangkah Allah pasti kan menyertai jika kita selalu mengingatnya. Dalam sebuah hadits qudsi pun pernah disampaikan ” tidak ada amal hamba-Ku yang lebih Aku sukai kecuali menjalankan apa-apa yang telah aku perintahkan. Dan ketika hamba-Ku tidak henti-hentinya mendekat kepada-Ku dengan amalan sunnat sehingga Aku mencintainya. Apabila aku sudah mencintainya maka Aku yang akan menjadi (menjaga) telinganya yang dengan telinga itu ia mendengar, Aku menjadi matanya yang dengan mata itu ia melihat, Aku menjadi tangannya yang dengan tangan itu ia memukul dan Aku akan menjadi kakinya yang dengannya ia melangkah. Jika hamba-Ku mendekat kepada-Ku sejengkal niscaya Aku mendekat kepadanya sehasta, jika ia mendekat lagi kepada-Ku sehastra niscaya Aku mendekat kepadanya sedepa dan jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan maka Aku akan datang kepadanya sambil berlari”.

Ibarat sepeda motor, dikala kita ingin bepergian ke Jogja di malam hari misalnya, maka kita tidak tahu akan ada apa nanti di perjalanan. Sorot lampu motor yang kita tumpangi paling hanya bisa menyinari jalan sejauh maksimal 50 meter. Tetapi 50 meter sinar tersebut begitu bermakna karena akan menyinari terus perjalanan kita 50 meter-50 meter berikutnya sampai pada akhirnya kita sampai di Jogja.

So teruslah melangkah dengan berbekal lentera keimanan, keyakinan akan tujuan dan semangat yang membara dalam mencapai semua impian. Jangan berhenti!. kak’im di penghujung tahun 2008.

Kakek Inspiaratif.. Potongan Diary Ka’im Solo, 01 Juni 2008

22.53 Edit This 3 Comments »

Sore hari di hari ahad begitu sepinya. Ketika pikiran lagi ruwet biasanya saya banyak ambil inspirasi dari alam, entah ke masjid, ke gunung, ke kampus, dll atau kadang juga saya bawa pergi ke pulau kapuk sampai pikiran plong kembali. Entah mengapa pada saat kondisi seperti tadi saya punya pikiran tuk pergi ke KFC, makan ayam sambil mencari inspirasi bisnis walaupun sebenarnya perut masih cukup kenyang. Di kost tidak ada orang, di warung juga tidak ada, akhirnya saya putuskan pergi sendiri ke KFC di Matahari Singosaren.
Tempat parkir begitu ramainya, saya melihat ada satu motor yang mau segera keluar dari deretan parkir motor yang begitu rapat dan memanjang, langsung saja saya ambil posisi tu tempat parkir. Tanpa banyak berpikir saya langsung masuk ke counter KFC. Kebetulan dari 3 tempat pemesanaan, ada satu yang kosong. Saya langsung memesan menu ayam, harganya Rp.15.000,00 saya dapat sebungkus nasi, segelas Fanta, dan ayam bagian sayap sesuai apa yang saya pesan. Saya mau memesan kentang, tetapi karena harganya yang mahal (Rp. 9.000,00 atau Rp.11.000,00) akhirnya saya batalkan, bayangkan saja uang segitu kalau di Mesam-Mesem (ceile... gak promisi lhoo ya..) sudah dapat ayam ukuran XL, nasi, sambel, lalapan, plus tiga gelas es teh madu (pikir saya”eman-eman kalau cuma digantikan dengan kentang”). Saya langsung cari tempat makan yang paling strategis. Pandangan saya langsung tertuju ke sebuah meja makan yang biasa dipakai untuk dua orang tepat di samping kaca yang tembus pandang langsung ke tempat parkir. Saya melihat jam, di HP saya terlihat tepat pukul 16.43. Saya benar2 berdoa ketika itu pada Allah agar makanan yang akan saya makan tersebut benar2 bisa berkah, karena sekali lagi saya ceritakan saya masih merasa cukup kenyang ketika itu. Setelah berdoa saya bisa makan dengan lahap juga tu ayam. Nyam.., nyammm......

Baru seperempat bagian maksayan saya makan, saya melihat tepat disebelah kanan saya, kira kira jarak 5 meter dengan posisi putar kepala sekitar 950saya melihat seorang laki-laki tua sedang berjualan dua sisir pisang ”uter” (istilah wong kebumen, nek nang solo saya ora ngerti apa jenenge) dan sekitar lima ikat kacang tanah rebus. Kulitnya sudah kelihatan keriput, otot dan nadi di tangannya saja sudah kelihatan dengan begitu jelasnya. Dia memakai kaos singlet warna putih yang sudah lusuh, memakai celana pendek warna hitam, dengan skibu lipat warna hitam yang juga dipakai di kepalanya terlihat seperti peci. Di pinggangnya melingkar tas pinggang dengan kombinasi warna merah dan putih. Di sampingnya terdapat keranjang bambu berisikan tumpukan plastik dan satu sisir pisang ’uter”. Pisang ”uter” yang ia jual diletakkan begitu saja di lantai. Empat ikat kacang yang ia jual ia dasari dengan selembar plastik warna putih. Disamping beberapa barang jualannya ada barang yang tidak saya tahu apa itu namanya, bentuknya seperti sarang burung tapi berbentuk memanjang seperti roti buaya. Barang itu berjumlah lima dan dia mengikat barang itu menjadi satu ikat. Disampingnya lagi ada plastik warna hijau yang kelihatan seperti jas hujan plastik yang ia lipat dengan lipatan segi empat ala kadarnya. Dia duduk dengan tumpuan pantat lebih tinggi daripada tumpuan kakinya. Ada dua batang bambu yang selalu ia pegang dengan tangan kirinya yang saya juga tidak tahu fungsinya apakah itu tongkat atau pikulan keranjangnya, karena bambu itu sendiri tertutup oleh badannya ketika ia duduk. Dominasi pandangannya terlihat kosong sembari kadang-kadang dia fokus untuk memandang banyak orang yang berlalu lalang di depanya untuk menawarkan barang dagangannya,”kacang tanah dan pisang”. Banyak orang yang lewat di depannya, tetapi tidak satu pun ada yang mau membeli barang dangangannya. Saya begitu haru melihat pemandangan langka ini, perasaan kasihan, bersyukur, merasa bersalah muncul dalam diri saya.Saya melihat kesabaran laki-laki tua ini begitu ruar biasa. Tidak ada kata yang terlontar dari mulutnya kecuali untaian kata yang sepertinya ia niatkan untuk menawarkan barang dagangannya, selebihnya ia memilih untuk diam. Saya melihat sepertinya sudah tidak ada lagi perasaan sungkan, malu, minder dan perasaan-perasaan bodoh lainnya dalam dirinya.Saya berpikir, sebenarnya apa yang sedang dipikirkan laki-laki tua ini?, jadi penasaran neh?!. Beberapa saat kemudian saya melihat tangan kanannya yang kemudian diikuti oleh tangan kirinya bergerak dengan gemetar meraih plastik warna hijau yang ia miliki. Pikir saya mungkin ia akan segera merapikan barang2nya dan segera pulang. Ternyata ia mengambil plastik hijau tadi untuk dipakai bantalan duduk pantatnya yang mungkin sudah kesakitan (tidak nyaman). Kelihatan sekali gerak tubuhnya yang sudah tidak imbang lagi, gemetar tubuhnya selalu kelihatan saat ia mulai menggerakkan anggota tubuhnya. Saya melihat lagi gemetar tubuhnya saat ia mengambil air minum yang ia bungkus dengan plastik es dengan sedotan merah, tidak kelihatan apa yang ia minum tadi karena tempat minumnya ia bungkus dengan plastik kresek warna hitam. Mulutnya terlihat begitu susah untuk dibuka, ketika sudah terbuka saya lihat begitu lebarnya ia membuka mulutnya, mungkin ia khawatir kalau2 sedotan tidak bisa masuk karena sekali lagi tangannya gemetar sekali ketika ia hendak memasukan sedotan ke rongga mulutnya. Saya melihat dua teguk ia meminum air tersebut, kemudian ia taruh kembali plastik tempat minumnya dengan gemetar yang masih ia punya, begitu nikmatnya saya melihat pemandangan ini.

Saudaraku sekalian, nyuk kita bersyukur atas semua hal yang masih bisa kita syukuri karena Allah swt telah berjanji ”Barang siapa ia bersyukur maka Allah akan menambah nikmatnya, barang siapa ia tidak bersyukur maka sesungguhnya Azab allah itu sangatlah krasss...”.

Berhenti = Kehancuran

00.07 Edit This 0 Comments »

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?.

Di laut kita dihantam ombak dan badai, di darat ada lubang, ada jurang. Di udara ada awan hitam, kabut petir dan lainnya. Memang tak ada jalan yang mulus. Semua jalan memiliki hambatan dan tantangannya sendiri.. tetapi perjalanan yang kita lalui ini tidaklah boleh berhenti, karena resikonya begitu besar jika kita berhenti. Tak ada kata berhenti karena berhenti sama artinya menjemput kebinasaan, mendekat dengan kehancuran. Yakinlah untuk melangkah terus. Sarapan itu masih ada!!

My Spirit

1. Saya tidak membawa ’Gen Putus Asa”

Kita adalah manusia, mahluk yang paling sempurna penciptaannya, muslim identitasnya, kita hidup diatas landasan keyakinan dan perjuangan. Keyakinan pada kebenaran janji Allah dan perjuangan meraih segala cita dan harapan. Apa yang tidak bisa kita raih hari ini jangan kita menghentikan roda kehidupan kita padanya. Janganlah cita-cita , harapan dan gerak langkah kita menjadi lenyap atau terhenti karenanya. Karena hari esok, kejutan-kejutan indah akan memotivasi kita.

Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar.Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.

Kita harus bangkit dari tempat duduk, menyingkirkan debu kemalasan, mengembalikan tenaga ke tempatnya semula dan berpikir dengan baik, lalu mulai bergerak. Tidak ada yang mustahil.Rumus keberhasilan itu tidak ada. Tetapi keberhasilan adalah hasil alami dari sebuah usaha dan kerja keras.

2. Hamparan bumi ini masih terlalu luas untuk saya.

Guncangan hidup terkadang membuat dunia seakan begitu sempit, langkah begitu terbatas, pandangan mata seperti tertuju hanya pada satu arah pintu, di dalam ruang yang tidak memiliki ventilasi cahaya yang lain. Pada saat seperti ini kita harus sadar, dengan modal keimanan, untuk membuka pintu-pintu lain supaya kita bisa keluar dari kegelapan. Karena disana ternyata banyak pintu, disetiap kesulitan, karena kesulitan dan kemudahan selalu berjalan beriringan.

Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

Rasulullah saw bersabda,” Sesungguhnya, aku dilarang mengeluarkan dua bentuk suara yang bodoh dan terkutuk, yang pertama ketika sesuatu yang menyenangkan terjadi, dan lainnya diekspresikan saat terjadi bencana.”

Yang dimaksudkan Rasulullah dalam hadits diatas adalah emosi jiwa, seperti juga Alah swt mengingatkan kita dengan ayat qauliyah-Nya:

(kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.

Allah dan Rasul-Nya mengajarkan kita jalan pertama menghadapi guncangan dengan mengendalikan emosi, karena emosi yang tidak terkendali benar-benar bisa menghancurkan seseorang, menyebabkan penderitaan, dan membuatnya tidak bisa tidur dengan nyeyak,dll.

Allah swt mengajarkan jalan yang kedua yaitu dengan cara menyadarkan potensi spiritual kita. Allah swt berfirman:

Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan Barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu. (Q.S. Taghabun:11)

3. Saya masih mempunyai simpanan kekuatan

Dalam setiap tekanan hidup, kita harus yakin bahwa di balik itu kita masih mempunyai simpanan tenaga dan kekuatan untuk melawannya, tanpa harus mengeluh dan melibatkan orang lain. Meskipun memang, persoalan terasa begitu berat jika kita harus memikulnya sendiri. Tetapi, kita juga harus yakin bahwa ia akan memperkuat hati kita, menghapuskan dosa dan membantu kita menekan kecenderungan ke arah kesombongan.

Rasulullah saw bersabda,” Tidaklah kesulitan dan sakit menimpa seorang muslim, tidak juga kegalauan, kesedihan, duka dan beban hingga duri yang mengenai kakinya, kecuali menjadi penebus sebagian dari kesalahan-kesalahannya.” (H.R. Bukhari dan Muslim, dari Abu Said dan Abu Hurairah)

4. Tetap tegar, karena waktu terus bergerak dan tidak diam

Bukan pasrah yang di kehendaki ketika ujian sederas air hujan tak kunjung reda. Tetapi jika memang tidak mampu berbuat lebih banyak, minimal kita ridha, karena setiap peristiwa adalah takdir dari Allah swt. Namun Hasan Al Bashri berkata,”Bersikap ridha itu adalah suatu kemuliaan, namun kesabaran itu adalah sandarannya seorang Mukmin.”

Ridha dan sabar adalah bagian dari banyak jalan untuk melewati setiap peristiwa genting, dengan keadaan jiwa yang tetap tegar dan kuat. Karena bagaimanapun, semua peristiwa pasti akan berlalu seiring dengan waktu yang terus berjalan. Kesabaran adalah anugerah yang besar dari Allah swt, yang mungkin tidak semua orang mendapatkannya. Semoga kita termasuk yang dianugrahi kesabaran oleh Allah swt.

Ibrahim At Taimi berkata,” Tidaklah seorang hamba yang telah Allah berikan kepadanya kesabaran atas penyakit, bala dan musibah, melainkan ia sebenarnya telah mendapatkan yang utama dari yang telah didapatkan oleh seseorang setelah keimanannya kepada Allah.”

Imam As Syafi’i dalam nasehatnya bekata,” biarkan hari-hari bertingkah semaunya, jadikan dirimu ridha terhadap ketentuan-Nya. Jangan takut peristiwa semalam, karena peristiwa-peristiwa itu tidak akan abadi.”

Waktu akan terus berjalan dan tidak diam. Dan waktu pula yang akan mencatat sejarahnya sendiri, yang berisi harapan-harapan kita sekarang.

5. Terkadang, guncangan itu sebenarnya perlu disyukuri

Pada prinsipnya, guncangan dan ketenangan, kesulitan dan kemudahan adalah nikmat yang harus disyukuri. Karena keduanya dapat mendekatkan kita kepada Allah swt, asalkan kita tidak berhenti untuk berbuat dan beramal. Itulah makna sabda Rasulullah saw,”Sesungguhnya menakjubkan urusan seorang Mukmin, semua urusannya adalah kebaikan baginya, dan hal itu tidak diberikan kepada seorang pun kecuali orang Mukmin. Jika mendapat kesenangan ia bersyukur dan itu adalah baik baginya, dan jika ditimpa bencana maka dia bersabar dan itu adalah baik baginya.” (Shahih Muslim:5318) oo Wallahu’alam...

Bahagianya Merayakan Cinta

23.52 Edit This 4 Comments »

Petualangan Merayakan Cinta

23.07 Edit This 3 Comments »

Cinta, energi keidupan yang takkan pernah redup. Ia merupakan kekuatan besar yang telah mengilhami banyak manusia melakukan loncatan-loncatan berarti dalam hidupnya. Saat kelelahan ini sudah tidak ada yang dapat mengobati, semoga cinta yang kuat yang telah dikaruniakan sang pencipta menjadi penyembuh kelelahan-kelelahan tanpa henti tadi. Menjadi energi baru yang akan menginspirasi semua sisi yang manusia miliki.

Ku ingin merayakan cinta, doakan kami berdua tuk menuju pelaminan suci, mengikat janji dengan perkataan besar yang disaksikan oleh penduduk langit dan bumi. Sekali lagi doakan kami:

“Baarakallaahu laka, wabaarakallaahu ‘alaika, wajama’a bainakuma fii khaiir.”

Mengundang saudaraku sekalian dalam akad nikah dan walimatul ursy kami berdua insya Allah besok pada hari Ahad, 21 Desember 2008 bertempat di Rumah Bapak Suratmo/ Ibu Martini Jl barnadib 19 RT.09/RW.04 Klampisan Margomulyo Ngawi Jawa Timur.

Akad Nikah Pukul 09.00. Walimah Pukul 10.00

Denah Lokasi di gambar pada posting sebelumnya dengan judul,”Peta Menuju Cinta.”

Kami yang merayakan cinta

Imdad Durokhman & Ratna Deshita L

Beserta Keluarga